Buscar

Labels

Sebutir Nasi vs Atribut Gila























Apakah ospek selanjutnya tetap seperti ini??

Apakah teman-teman bingung apa maksud dari gambar di atas? Terdapat sebutir nasi dan peralatan yang tidak asing bagi mahasiswa baru maupun siswa baru.

Saya masih mengingat tentang pelajaran yang diberikan akan menghormati sebutir nasi yang diberikan pada saat ospek tahun lalu. Betapa berharganya ia, karena ia dihasilkan oleh jerih payah para petani sehingga kita dapat mengkonsumsinya setiap hari. Betapa berharganya sebutir nasi, sehingga kita tidak boleh membuangnya secara percuma. Tidak ingatkah kita kepada saudara-saudara kita yang sedang kelaparan, butuh perjuangan untuk mengisi perut mereka?
Mungkin ada dari teman-teman yang mampu membeli beras, nasi, maupun makanan lain, mereka kurang sadar akan hal tersebut. Sehingga pelajaran sebutir nasi diatas sangatlah tepat untuk disampaikan.

Lalu apakah peralatan di sebelahnya itu?

Yap, itulah peralatan yang harus saya siapkan pada saat ospek berlangsung ketika saya memasuki universitas lokasi saya belajar saat ini. Mungkin teman-teman yang membaca ini sudah biasa dengan ospek yang memakai atribut yang dianggap “gila”. Saya pun juga begitu, ketika saya melihat hal atribut-atribut tersebut saya langsung bisa menangkap kalau mereka adalah atribut ospek.
Saya tidak habis pikir, darimana ide ini didapat, apakah saran dari guru atau dosen, dari orang tua mereka, dari wangsit, atau inspirasi dari adik-adik TK yang sedang berlatih membuat kerajinan?
Apakah kalian dapat dengan sembarangan ketika membuat atribut ospek? Tentu tidak, pasti ada aturannya, baik warna, bahan, bentuk , hingga ukuran mili meternya. Bagaiman tidak menyita waktu? Jika salah sedikit saja, maka akan kena hukuman. Karena “pengospek” umumnya akan mencari kesalahan-kesalahan yang dilakukan maupun yang tidak dilakukan. Mengeluarkan uang kah? Tentu saja! Baik atribut itu membuat sendiri ataupun atribut yang telah disediakan oleh “pengospek”, terkadang uang yang dikeluarkan tidak sedikit, dan itu pun siswa meminta kepada orang tuanya.

Lalu lalu apa hubungannya antara sebutir nasi dan atribut tersebut?

Jika kalian telah membaca penjelasan saya di atas, kalian akan memahami penjelasan saya berikut ini tentang perbandingan sebutir nasi dan atribut ospek.
Sebutir saja dihargai begitu tinggi oleh “pengospek”, lalu bagaimana dengan waktu dan materi yang dikerluarkan untuk membuat atribut? Terkadang ketika membuat atribut, teman-teman menjadi menolak meluangkan waktu untuk membantu orang tua dan mungkin dapat mengulur-ulur waktu ibadah. Namun jika teman-teman tahu ketika ospek telah usai, atribut “gila” tersebut tidaklah digunakan. Kalian membuang dan menghambur-hamburkannya seakan tidak ada pengorbanan yang dilakukan. Tidak sadar bahwa waktu, uang, dan usaha terbuang percuma. Siapa yang mau memakainya di setiap harinya?
Hendaklah “pengospek” juga bersikap bijak kepada  hal-hal yang lebih berharga daripada sebutir nasi, dan menjadikan ospek menjadi teladan dan acuan dalam belajar. Rubahlah ospek yang hanya mengakali dan mengerjai siswa baru menjadi  pengajaran layaknya sebutir nasi tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Label

SriMenTilLith

SriMenTilLith
My Group =)

Translate